Ustadz Abdul Somad: Kisah Pengunduran Diri dari PNS Demi Dakwah dan Perjuangan Spiritualitas
Latar Belakang Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah salah satu pendakwah paling terkenal di Indonesia. Beliau dikenal karena ceramah-ceramahnya yang lugas, mendalam, tetapi tetap menghibur, serta gaya penyampaian yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Lahir di Asahan, Sumatera Utara, Ustadz Abdul Somad menempuh pendidikan agama hingga ke tingkat internasional. Beliau meraih gelar sarjana di Universitas Al-Azhar, Mesir, dan melanjutkan studi magister di Dar Al-Hadith Al-Hassania, Maroko.
Sebelum terkenal sebagai seorang penceramah nasional, Ustadz Abdul Somad memiliki profesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Beliau menjabat sebagai dosen tetap di universitas tersebut, mengajar mata kuliah terkait ilmu hadis dan studi keislaman lainnya.
Namun, di tengah kariernya sebagai akademisi dan PNS, Ustadz Abdul Somad membuat keputusan mengejutkan: mengundurkan diri sebagai PNS. Keputusannya ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan dari masyarakat, mengingat posisi PNS dianggap sebagai pekerjaan bergengsi dan menjamin masa depan. Di balik keputusannya tersebut, tersimpan kisah perenungan mendalam, perjuangan dakwah, dan panggilan spiritual yang tak bisa ia abaikan.
Pergulatan Batin di Tengah Tuntutan Pekerjaan
Sebagai seorang dosen PNS di UIN Suska Riau, Ustadz Abdul Somad menjalani rutinitas akademik yang padat. Selain mengajar, beliau juga memiliki kewajiban administratif sebagai seorang aparatur negara. Di sisi lain, popularitasnya sebagai pendakwah semakin meningkat. Ceramah-ceramahnya viral di berbagai platform media sosial, mulai dari YouTube, Facebook, hingga Instagram. Ribuan jamaah hadir dalam setiap sesi ceramahnya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Popularitas ini membawa tantangan tersendiri bagi Ustadz Abdul Somad. Tugasnya sebagai dosen sering kali berbenturan dengan undangan dakwah dari berbagai daerah. Ia dihadapkan pada pilihan sulit antara menjalankan tugas sebagai PNS yang terikat oleh aturan jam kerja, atau memenuhi panggilan dakwah yang dianggapnya sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan umat Islam.
Dalam beberapa kesempatan, UAS pernah menyampaikan bahwa perenungan ini menjadi pergulatan batin yang cukup berat. Beliau merasa bahwa keberadaannya lebih dibutuhkan di lapangan dakwah, membantu menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat luas. Namun, sebagai seorang PNS, kebebasannya dalam berdakwah menjadi terbatas oleh berbagai aturan birokrasi.
Panggilan Dakwah yang Tak Bisa Diabaikan
Ustadz Abdul Somad akhirnya sampai pada titik di mana ia harus memilih antara dua jalan: bertahan sebagai PNS atau fokus sepenuhnya pada dakwah. Keputusannya tidak diambil secara spontan, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan perenungan, istikharah (sholat meminta petunjuk), dan konsultasi dengan orang-orang terdekat, termasuk keluarga dan ulama.
Bagi UAS, dakwah adalah panggilan jiwa dan amanah dari Allah yang harus ditunaikan. Beliau merasa bahwa mengundurkan diri sebagai PNS akan memberinya kebebasan untuk berdakwah ke mana saja tanpa terikat oleh birokrasi atau aturan yang membatasi geraknya. Lebih dari itu, ia yakin bahwa dakwah adalah bentuk ibadah yang memberikan keberkahan dan manfaat lebih luas bagi umat.
Resmi Mengundurkan Diri sebagai PNS
Pada 2019, Ustadz Abdul Somad akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai PNS di UIN Suska Riau. Keputusan ini ia sampaikan secara resmi melalui prosedur administrasi yang berlaku. Pengunduran diri UAS dari status PNS tentu menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang mempertanyakan alasan di balik keputusan ini, mengingat status PNS masih dianggap sebagai simbol stabilitas dan prestise di masyarakat Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, UAS menjelaskan bahwa keputusannya diambil semata-mata karena ingin fokus berdakwah. Menurutnya, dakwah adalah ladang amal yang lebih luas, di mana ia dapat menjangkau lebih banyak orang dan memberikan ilmu agama yang bermanfaat bagi umat.
Respons Masyarakat dan Berbagai Persepsi
Keputusan Ustadz Abdul Somad untuk mundur sebagai PNS menuai berbagai respons dari masyarakat. Ada yang mendukung penuh keputusannya dan menganggapnya sebagai langkah berani untuk mengutamakan dakwah dan kepentingan umat. Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan dan mengkritiknya. Beberapa pihak menyayangkan pengunduran dirinya karena menganggap profesi dosen adalah ladang amal dan sarana untuk mendidik generasi muda di lingkungan akademik.
Namun, Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa pengunduran dirinya bukan berarti ia meninggalkan dunia pendidikan. Sebagai seorang ulama dan dai, beliau tetap menjalankan peran sebagai pendidik, hanya dalam bentuk yang berbeda. Jika sebelumnya ia mendidik di dalam kelas dengan jumlah mahasiswa terbatas, kini ia berdakwah di depan ribuan jamaah di seluruh penjuru negeri. Melalui ceramah, tulisan, dan media sosial, UAS mampu menjangkau audiens yang lebih luas.
Kehidupan Setelah Mengundurkan Diri
Setelah resmi berhenti sebagai PNS, Ustadz Abdul Somad sepenuhnya mendedikasikan waktu dan energinya untuk berdakwah. Ia menghadiri undangan ceramah dari berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan beberapa negara di Timur Tengah. UAS juga memanfaatkan teknologi dan media digital untuk menyebarkan dakwahnya. Video-video ceramahnya yang diunggah di YouTube dan media sosial selalu ditonton oleh jutaan orang.
Selain berdakwah, Ustadz Abdul Somad juga aktif menulis buku-buku keislaman yang menjadi referensi bagi umat. Melalui tulisan-tulisannya, beliau terus berkontribusi dalam menyebarkan ilmu dan pemahaman agama Islam yang moderat dan mudah dipahami.
Keputusan UAS untuk fokus berdakwah ternyata memberikan dampak yang sangat positif. Ribuan orang mendapatkan manfaat dari ceramah-ceramahnya, baik dalam hal peningkatan keimanan, pemahaman tentang ajaran Islam, maupun motivasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Hal ini menjadi bukti bahwa keputusan mengundurkan diri sebagai PNS adalah langkah yang tepat bagi Ustadz Abdul Somad.
Pelajaran dari Kisah Ustadz Abdul Somad
Kisah Ustadz Abdul Somad mengundurkan diri dari PNS memberikan beberapa pelajaran berharga bagi kita semua:
Panggilan Jiwa dan Prioritas Hidup
Setiap orang memiliki panggilan jiwa yang harus diikuti. Bagi Ustadz Abdul Somad, dakwah adalah jalan hidup yang dipilihnya untuk mendapatkan ridha Allah dan memberikan manfaat bagi umat.
Keberanian Keluar dari Zona Nyaman
Berani mengambil keputusan besar, seperti keluar dari pekerjaan mapan, membutuhkan keyakinan dan tekad yang kuat. Keputusan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dengan status atau materi, melainkan sejauh mana kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
Kebebasan dalam Berbuat Baik
Dengan keluar dari keterbatasan birokrasi, Ustadz Abdul Somad memiliki kebebasan lebih untuk berdakwah ke berbagai penjuru negeri dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan ilmu agama.
Dakwah Sebagai Ladang Amal yang Luas
Dakwah bukan hanya tugas ulama, tetapi juga kewajiban setiap muslim. UAS menunjukkan bahwa melalui dakwah, seseorang bisa berkontribusi besar terhadap kemajuan umat.
Kesimpulan
Pengunduran diri Ustadz Abdul Somad sebagai PNS adalah langkah berani yang dilandasi oleh panggilan dakwah dan dorongan spiritual yang kuat. Keputusan ini diambil setelah perenungan mendalam tentang prioritas hidup dan keinginannya untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada umat Islam. Meskipun sempat menuai pro dan kontra, perjalanan dakwah UAS setelah keluar dari status PNS membuktikan bahwa pilihannya adalah langkah yang tepat.
Kisah Ustadz Abdul Somad mengajarkan kita untuk selalu mengikuti panggilan hati, berani keluar dari zona nyaman, dan berjuang untuk tujuan hidup yang lebih bermakna. Dengan fokus pada dakwah, UAS telah menjadi inspirasi bagi jutaan orang di Indonesia dan dunia untuk terus berbuat kebaikan serta menjalani kehidupan yang diridhai Allah.
Post a Comment for " Ustadz Abdul Somad: Kisah Pengunduran Diri dari PNS Demi Dakwah dan Perjuangan Spiritualitas"