Penggunaan Media Power Point Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI MI NO. 40 /E.3 KOTO TUO PULAU TENGAH KECAMATAN KELILING DANAU KABUPATEN KERINCI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No. 40 /e.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci dengan penerapan media power point. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No. 40 /e. 3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media power point dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada setiap siklusnya, persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I yaitu rata-rata 60,56% sedangkan persentase pada siklus II yaitu rata-rata 88,89%, dalam hal ini hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 28,33%. Maka penerapan media pembelajaran berbasis power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
Kata Kunci: Media Power Point, Tematik, Hasil Belajar Siswa.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting terutama dalam membekali siswa menghadapi masa depannya. Untuk itu, siswa perlu mendapatkan Pendidikan yang memadai dan berkualitas, sehingga mereka dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam kehidupannya, baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap Pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat Pendidikan tidak mungkin lagi dikelola dengan melalui pola lama. Selain tuntutan tersebut, masyarakat juga menginginkan kebutuhan informasi dan komunikasi, karena informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan Pendidikan. Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar, kemajuan komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi kegiatan Pendidikan. Tuntutan inilah yang membuat kebijaksanaan memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan Pendidikan.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan media teknologi dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam kehidupan (trianto 2011). Karakteristik pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered) artinya siswa lebih banyak berperan aktif dan menempatkan dirinya sebagai objek belajar. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator yaitu memberi kemudahan kapada siswanya dalam melakukan aktivitas belajar. Pembelajaran tematik akan sangat efektif jika didukung oleh media pembelajaran.
Gerlach dan Ely (Arsyad 2011:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut Djamarah (2002), media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Media pembelajaran, menurut Rossi dan Breidle (1966) dalam Sanjaya 2008:204) merupakan alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Media pembelajaran ini memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap proses pembelajaran.
Minimnya media pembelajaran yang digunakan dapat menyebabkan siswa bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran Tematik. Berdasarkan kenyataan yang ada, guru dapat memberikan variasi terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Melalui penggunaan media pembelajaran yang menarik akan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran berbasis IT seperti media power point.
Beberapa kelebihan dari media powerpoint adalah: (1) dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi, (2) memiliki daya tarik sehingga dapat menimbulkan minat atau ketertarikan, (3) penyajian yang bersifat poin poin atau informasi informasi dapat menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, (4) mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, (5) dapat diulan-gulang, sesuai dengan kebutuhan. (6) dapat diperbanyak dalam waktu singkat, (7) biaya yang dibutuhkan tidak mahal dan (8) dapat digunakan berkali kali pada kelas sama atau kelas yang lain. (Atik Mardhiyah: 2012).
Media power point merupakan salah satu solusi yang penulis tawarkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas VI MI kerinci dengan judul: Penggunaan Media Power Point Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci Dalam Pembelajaran Tematik
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci?
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pernyataan yang diajukan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui pembahasan ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
B. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Association of Education and Communication Technology (AECT), media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi (Hamzah, 2011:121). Menurut Anderson yang dikutip oleh Bambang Warsita (2008:123) media dapat dibagi dalam dua kategori, yaikni alat bantu pembelajaran dan media pembelajaran. Alat bantu pembelajaran disebut juga dengan alat bantu mengajar. Misalnya OHP, film, model benda, dan lain sebagainya untuk memperjelas materi pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa dengan terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Rusman (2012:170), media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media berperan penting dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu mengoperasikan media dan penggunaan media juga bisa menjadi alternatif dalam proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa. Media pembelajaran juga dapat menjembatani pendidik untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2. Media Power Point
Microsoft Office Power Point adalah sebuah program komputer yang dapat digunakan untuk melakukan presentasi. Program ini dikembangkan oleh Microsoft, di samping Microsoft word dan excel (Rusman dkk, 2013: 300). Program power point merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia yang menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (Rusman dkk, 2013: 301).
Microsoft Office Power Point menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan kepada siswa. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas: front picture, sound, dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Sehingga dapat mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik (Rusman dkk, 2013: 297).
Hujair AH. Sanaky (2009: 127-128) mengemukakan bahwa media power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office program komputer dan tampilan ke layar menggunakan bantuan LCD proyektor. Menurut Mardi dkk (2007: 69) Microsoft Power Point adalah salah satu program aplikasi dari Microsoft yang dapat digunakan untuk melakukan presentasi, baik untuk melakukan sebuah rapat maupun perencanaan kegiatan lain termasuk digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.
Menurut Rusman dkk (2013: 295) Microsoft Power Point merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. Menurut Sukiman (2011: 213) Microsoft Power Point merupakan salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini dikarenakan banyak kelebihan di dalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik untuk mempresentasikan materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang akan diberikan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa power point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi dibawah Microsoft Office, yang mudah dan sering digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.
Hujair AH. Sanaky (2009: 135-136) mengemukakan bahwa aplikasi power point mempunyai keunggulan, diantaranya adalah:
- Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.
- Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respon dari penerima pesan.
- Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat.
- Memiliki variasi teknik penyajian dengan berbagai kombinasi warna atau animasi.
- Dapat digunakan berulang-ulang.
- Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar karena kontrol sepenuhnya pada komunikator.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 136) mengatakan bahwa selain mempunyai kelebihan, power point juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
- Pengadaan alat mahal dan tidak semua sekolah memiliki.
- Memerlukan perangkat keras (komputer) dan LCD untuk memproyeksikan pesan.
- Memerlukan persiapan yang matang.
- Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya.
- Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide yang baik pada desain program komputer power point sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.
- Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan, memerlukan operator atau pembantu khusus.
3. Hakikat Hasil Belajar
Seseorang dalam proses belajar pasti mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini dipahami sebagai hasil dari belajar. Perubahan tingkah laku ini biasanya dinyatakan dalam bentuk serangkaian kemampuan-kemampuan yang dicapai siswa selama proses belajarnya. “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005: 22)”.
Aqib (2017: 311-312) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.
Melalui hal tersebut dapat dipahami bahwa belajar berkaitan erat dengan pengalaman belajar, karena siswa yang berada dalam proses belajar tentu mendapatkan pengalaman belajar. Oleh karena itu, dalam proses belajar perlu memperhatikan hal-hal lain di luar materi ajar. Hal tersebut diberikan semata-mata agar dapat mendukung pengalaman belajar siswa.Karena sebagaimana diketahui, bahwa kemampuan yang hendak dicapai dalam hasil belajar tidak hanya berkaitan dengan penghafalan teori.
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapakan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Tafsir 2008, hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut M. Gagne ada 5 macam bentuk hasil belajar:
- Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar yang terpenting dari sistem lingkungan).
- Strategi kognitif (mengatur cara belajar seseorang dalam arti seluas–luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah).
- Informasi verba, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
- Keterampilan motorik yang diperoleh disekolah, antar lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
- Sikap dan nilai, berhubungan dengan intensitas emosional yang dimiliki oleh seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang dan kejadian (Mudjiono, dan Dimyati, 2006, hlm. 206).
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampiln proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektit), untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut (Susanto, 2016, hlm. 6).
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mamapu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleah guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang di baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993:77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikira, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek keterampilan proses, yang meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, menberikan penjelasan atau interpretasi terahap suatu pengalaman dan melakukan eksperimen.
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik secara serempak.Jika menatal saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2016: 9-10).
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Sedangkan model yang peneliti gunakan adalah model Stephan Kemmis dan Robin Mc Taggart.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yakni siklus I dan siklus II. Berdasarkan penelitian yang dilakukanan, dapat diperoleh data sebagai berikut:
a. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi penulis di kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik masih rendah. Dari 18 orang siswa, yang tuntas hanya 8 orang atau hanya 44,44%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas yakni 10 orang atau sekitar 55,56%.
Berdasarkan hasil observasi di atas, peneliti ingin melakukan penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan media power point untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Mi No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
b. Temuan Pada Siklus I
Pada siklus I secara keseluruhan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tematik belum sepenuhnya meningkat dan belum memenuhi KKM. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 60,56% jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya 10 orang atau 55,56% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai dan siswa yang belum berhasil sebanyak 8 orang atau 44,44% dari jumlah siswa keseluruhan, artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum mencapai Indikator Kriteria Kelulusan siswa pada kelas VI MI No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
c. Temuan Pada Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran Tematik dengan menggunakan penerepan media pembelajaran power point sudah menujukkan peningkatan dan telah memenuhi KKM dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dibuktikan dengan persentase pertemuan I rata-ratanya mencapai 81,81% sedangkan pertemuan II rata-ratanya mecapai 92,727%, dan rata-rata keseluruhan pertemuan I dan pertemuan II adalah mencapai 88,18%. Dari hal ini sudah menunjukkan aktivitas mengajar guru di kelas sudah sangat baik dan guru sudah dapat mendorong siswa merumuskan masalah berdasarkan materi pelajaran dan fenomena yang diamati.
2. PEMBAHASAN
Kegiatan pembelajaran tematik menggunakan media pembelajaran power point menunjukkan hasil yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi selama penelitian di Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci terlihat jelas hasil belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.
Hasil aktifitas siswa pada siklus I mencapai 56,36%. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,18%. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa pada akhir siklus I diperoleh rata-rata 60,56% dengan kategori mendekati tuntas. Kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata 88, 89% dengan kategori tuntas.
Berdasarkan analisis data hasil observasi dan hasil tes belajar siswa dari siklus I ke siklus II di Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci mengalami peningkatan pada masing-masing indikatornya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
Melalui media pembelajaran power point, siswa juga lebih termotivasi dan lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I siswa belum mencapai ketuntasan, Selain itu juga masih ada siswa yang belum mampu memahami materi pelajaran dengan baik. Aktivitas guru juga masih belum optimal dalam mendorong siswa mendefenisikan materi pelajaran, merumuskan materi pelajaran, melakukan refleksi dan evaluasi.
Pada siklus II peneliti melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I, dengan adanya perbaikan pada siklus II tersebut, proses pembelajaran menggunakan media power point mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat sebanyak 28,33%.
Beberapa upaya yang peneliti lakukan dalam mengatasi permasalahan Upaya yang peneliti lakukan dalam mengatasi permasalah faktor penghambat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II yaitu peneliti melakukan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran dari kegiatan prasiklus, kegiatan siklus I, kegiatan siklus II. Upaya yang peneliti lakukan diantaranya adalah peneliti harus mengetahui latar belakang siswa, peneliti melakukan proses tindakan atau proses pembelajaran dengan kondisi faktual dan juga disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, materi pelajaran secara langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, peneliti melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran seperti mencoba, melakukan dan mengalami sendiri, peneliti melakukan kegiatan inquiry, peneliti harus mengembangkan sifat ingin tahu siswa, peneliti membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan.
Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikolgis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar (Sardiman, 2018, 39).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa penerapan media pembelajaran berbasis Power Point dalam pembelajaran Tematik di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci terjadi peningkatan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada setiap siklusnya, persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I yaitu rata-rata 60,56% sedangkan persentase pada siklus II yaitu rata-rata 88,89%, dalam hal ini hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 28,33%. Maka penerapan media pembelajaran berbasis power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah No.40 /E.3 Koto Tuo Pulau Tengah Kec Keliling Danau Kabupaten Kerinci.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ariyani, R. (2017). Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesionalisme guru. Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban, 5(1).
A.H Hujair Sanaky. 2009. Media Pembelajaran, Yogyakarta: Safiria Insania. Press.
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Mardi, dkk, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Untuk SMK Kelas XI,. (Bandung: Yudhistira, 2007
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.
Rusman, dkk.(2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman.
2018. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja
Grafindo.
Sanjaya, Winna. (2008) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grouf
Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya,. Jakarta: Rineka cipta
Ditulis Oleh: ARNITA (Guru Madrasah Ibtidaiyah Koto Tuo Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci)
Post a Comment for "Penggunaan Media Power Point Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa"