Manajemen Pengembangan Pendidikan Tinggi Yang Berwawasan Transformatif
MANAJEMEN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI YANG BERWAWASAN TRANSFORMATIF
Oleh:
Dr. Rika Ariyani, M.Pd.I
Dosen Tetap STAI SMQ Bangko
Email: Rikaariyani857@gmail.com
Nur Anisyah, M.Pd.I
Dosen Tetap STAI Maarif Jambi
Email: anisyahsuid12jmb@gmail.com
Mengantisipasi berbagai tantangan ke depan, suka atau tidak suka, maka manajemen pendidikan tinggi perlu direformasi, agar perguruan tinggi dapat menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan menghasilkan karya-karya besar yang kreatif, inovatif, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat.
A. Pendahuluan
Pendidikan bagi bangsa merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh tantangan. Berkaitan dengan hal tersebut, sangat disadari bahwa pendidikan merupakan fundamen bagi suatu bangsa; oleh karena itu kegiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki abad milenium ketiga ini.
Inkeles dan Smith menyebutkan bahwa pendidikan merupakan alat yang paling efektif untuk mengubah manusia, dampak pendidikan dalam pembentukan kualitas manusia dua atau tiga kali lebih kuat bila dibandingkan dengan yang lain. Pendidikan mengemban tugas untuk meningkatkan kualitas individu supaya lebih produktif, pendidikan bertugas sebagai fungsi kontrol sosial, pelestarian budaya, pusat latihan dan pengembangan tenaga kerja, dan pembentukan sikap.
Mengingat bahwa tuntutan masyarakat dan tantangan yang semakin berat, banyak orang berharap bahwa perguruan tinggi mestinya memiliki sumber daya manusia yang tidak saja profesional dan bermutu melainkan juga sanggup membangun kepercayaan rakyat untuk bersama-sama menghadapi persoalan yang makin kompleks. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang diikuti dengan analisis ilmiah yang dijadikan pegangan untuk mengatasi tantangan ke depan dalam meningkatkan mutu dan kinerja pendidikan tinggi secara menyeluruh dan terpadu.
Perguruan tinggi merupakan lembaga utama dalam mencapai tujuan program pendidikan. Dalam kenyataannya keberhasilan pada tingkat ini justru yang menentukan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan nasional. Oleh karena itu pengembangan perguruan tinggi sebagai unit pendidikan yang secara langsung mengelola peserta didik, diharapkan akan lebih meningkat efisiensi dan efektivitasnya dalam program pengembangan pendidikan di masa mendatang.
Dalam pengembangan pendidikan tinggi tugas dan tanggung jawab pimpinan sangat ditekankan pentingnya, yakni:
- Pimpinan perguruan tinggi harus memiliki visi tentang lembaga yang dipimpinnya, dan harus mampu mengkomunikasikan visi itu kepada seluruh karyawan dan mahasiswa serta masyarakat umum, serta membimbing pemimpin bawahan menjabarkan visi itu menjadi program kerja berkesinambungan,
- Mampu berkomunikasi dengan seluruh karyawan, mahasiswa, dan masyarakat,
- Mampu memberikan perhatian utama pada peningkatan kualitas pelayanan terhadap mahasiswa dan stakeholder.
Menurut Sallis yang dikutip oleh Maisah, di sebuah perguruan tinggi, faktor kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai keberhasilan, di samping program, ketersediaan sumber daya, budaya akademik, dan faktor lainnya. Kepemimpinan kampus diperlukan corak kepemimpinan yang unik, berbeda dengan kepemimpinan di dunia politik, industri dan birokrasi, dalam dunia akademik diperlukan pemimpin yang memiliki keseimbangan kemampuan akademik, kemampuan manajerial, dan kemampuan kepemimpinan.
Mengantisipasi berbagai tantangan ke depan, suka atau tidak suka, maka manajemen pendidikan tinggi perlu direformasi, agar perguruan tinggi dapat menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan menghasilkan karya-karya besar yang kreatif, inovatif, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat.
B. Pembahasan
1. Strategi Pengembangan Pendidikan Tinggi
Rangkuti berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya. Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut:
- Sumber daya yang dimiliki terbatas
- Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
- Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi
- Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.
- Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa strategi adalah hal-hal yang ingin lakukan oleh setiap organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi sangat dibutuhkan, strategi merupakan arahan bagaimana mencapai misi. Setiap misi memerlukan strategi berbeda agar mencapai tujuan akhir (goal).
Dalam pengembangan pendidikan tinggi ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh masing-masing perguruan sebagai berikut:
1. Menciptakan trust dan confidence untuk stakeholder Universitas
Strategi pengembangan ini amatlah penting bagi universitas, karena merupakan salah satu bentuk dari public and social accountability universitas.
Dengan membangun pusat-pusat keunggulan di bidang akademik dan eunterpreuner akan membangun brand image di masyarakat. Pengembangan bidang ini harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus (continues improvement), sehingga tugas utama pimpinan yaitu melakukan perbaikan proses yang terjadi secara terus menerus.
3. Mengembangkan ICT (Information and Communication Technology)Dengan membangun dan mengembangkan ICT yang dipergunakan dalam proses-proses belajar mengajar, manajemen dan interaksi antar unit di universitas. Pengembangan komunitas ICT di dalam kampus diimbangi dengan pembangunan prasarana IT yang memadai seperti koneksi dengan menggunakan serat optik, Server dengan multi processor, koneksi internet 2 MB, dukungan software-software yang legal, sertifikasi internasional, pengembangan monitoring system for learning processes, dll.
Dengan adanya penjaminan mutu di bidang akademik, karyawan, layanan, keuangan, dan kesesuaian antara produk akademik yang dihasilkan oleh Universitas dengan stakeholder, akan menumbuhkembangkan rasa saling percaya dan membangun image universitas yang baik di masyarakat.
Membangun jalinan kerjasama dengan institusi lain merupakan hal yang tidak dapat dihindari, karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi ini, maka dunia akan terasa menjadi lebih kecil karena jarak sudah tidak lagi menjadi hambatan dalam berkomunikasi.
2. Perencanaan Pengembangan SDM Pendidikan Tinggi
Secara filosofis, dalam kegiatan kehidupan sehari-hari sebenarnya kita selalu penuh dengan perencanaan. Akan tetapi sering tidak disadari bahwa kita telah melakukan perencanaan. Sebagai contoh, “besok kita mau ke mana? Akan mengerjakan apa? Bagaimana caranya?” adalah suatu pertanyaan untuk perencanaan.
Perencanaan mengandung unsur-unsur:
- Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya
- Adanya proses
- Hasil yang ingin dicapai
- Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.
Tentang perencanaan ini Allah SWT juga telah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18 yang artinya:
Waterson mengemukakan bahwa pada hakekatnya perencanaan merupakan usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif guna mencapai tujuan. Perencanaan dapat juga didefenisikan dengan persiapan menyusun atau suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau perencanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dilihat dari fungsinya perencanaan adalah suatu pemikiran yang mantap. Kajian khusus terhadap suatu pekerjaan yang akan dilakukan. Agar bentuk dan tahapan pelaksanaannya dapat berjalan menurut garis yang telah ditentukan dengan jelas baik sasaran maupun tujuannya.
Sedangkan pengembangan SDM merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi. Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi.
Pengembangan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir yang manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis unstuck mencapai tujuan umum. Menurut Prasetya yang dikutip oleh Maisah, kata kunci dari pengembangan SDM adalah rekayasa perilaku dari pegawai. Arti rekayasa perilaku mengandung makna tersirat bahwa perilaku sesungguhnya dapat diubah atau diperbaiki. Perilaku diubah dari satu keadaan lain. Namun, dalam hal ini harus dicatat bahwa perekayasaan-perekayasaan perilaku ini harus dilaksanakan secara sadar, baik oleh organisasi maupun oleh pegawai yang bersangkutan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang terpenting karena pegawai atau karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi, yakni tujuan yang diinginkan oleh pendidikan tinggi. Di samping itu, dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Menuru Dole dan Yoder (dalam As’ad) agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan 8 faktor sebagai berikut:
1. Individual Differences
Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda satu sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya.
2. Relation To Job Analysis
Tugas utama dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan di dalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa yang harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu.
3. Motivation
Motivasi dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang mendorongnya untuk melakukan tugas pekerjaannya.
4. Active Participation
Di dalam pelaksanaan pendidikan pelatihan para trainess harus turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan.
5. Selection Of Trainee
Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil.
6. Selection Of Trainers
7. Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih.
8. Training Methods
3. Pengembangan Pendidikan Tinggi yang Berwawasan Transformatif
Istilah transformatif berasal dari kata trans (perpindahan) formational (perubahan bentuk), transform to change something completely and usually in agood way or to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalkan mentransformasikan visi menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual. Transformatif karenanya mengandung makna sifat-sifat yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya mengubah energi potensial menjadi energi aktual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil.
Arah transformasi manajemen pendidikan tinggi sebagai langkah perubahan tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan melalui kerjasama yang dilakukan secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Kesiapan sebuah lembaga untuk melakukan transformasi dapat dilihat dari kesiapan perangkat lunak (software) dan perangkat kerasnya (hardware). Perangkat lunak mencakup payung hukum, kebijakan, maupun aturan main. Sedangkan perangkat kerangka menyangkut infrastruktur. Beberapa aspek yang menjadi penanda kesiapan transformasi kelembagaan sebagai berikut:
1. Mutu dan Kinerja Institusi
2. Layanan Mahasiswa
3. Kerjasama dan Kemitraan
Dalam bidang Kerjasama dan kemitraan, lembaga dapat melakukan kerjasama kelembagaan dalam bidang akademik dengan perguruan tinggi dan lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri.
4. Standar Mutu
5. Jaminan Mutu
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga penyedia jasa layanan masyarakat di bidang pendidikan dituntut menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan. Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi adalah proses penerapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan dan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholder (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasaan”
Ada beberapa tahap proses penjaminan mutu pendidikan diperguruan tinggi antara lain :
- Perguruan tinggi melakukan evaluasi diri untuk mengetahui tantangan dan hambatan yang dihadapi, kemudian melakukan tinjauan terhadap kesesuaian visi dan misi dalam menjawab tantangan dan hambatan tersebut, termasuk di dalamnya menetapkan visi dan misi.
- Perguruan tinggi mulai melaksanakan penjaminan mutu dengan menerapkan manajemen mutu yang kemudian di ikuti proses evaluasi dan revisi dari standar mutu melalui tolok ukur secara berkelanjutan. Proses yang menjaga agar penjaminan ini secara konsisten dilakukan adalah proses pengawasan dan evaluasi secara internal yaitu di dalam proses tersebut memuat kegiatan audit, asesmen dan evaluasi.kegiatan ini walaupun secara teori dipisah-pisah, namun secara praktis tidak dipisahkan antara satu dengan yang lain.
- Penjaminan mutu merupakan pekerjaan rutin yang berkesinambungan dan harus terus menerus dilakukan dan bukan merupakan kegiatan yang bersifat ad hoc. Oleh karenanya, proses pengawasan (monitoring) dan evaluasi perlu diterapkan secara terus menerus penekanan bahwa kegiatan ini bukan mencari-cari kesalahan melainkan untuk melakukan tindakan perbaikan terus menerus.
Jaminan mutu dapat berupa kegiatan memfasilitasi penjaminan mutu, melakukan monitoring dan evaluasi internal, menyusun panduan evaluasi diri, pelatihan penyusunan indeks kinerja dosen dan pegawai, dan mengadakan pelatihan penyusunan manual mutu. Dalam melaksanakan proses penjaminan mutu, penjaminan mutu eksternal yang bukan hanya oleh BAN-PT tetapi juga lembaga akreditasi lain seperti ISO, penjaminan mutu berbasis penelitian, dan jejaring dengan perguruan tingginasional dan internasional.
6. Penelitian dan Pengembangan Ilmu
7. Pengabdian Kepada Masyarakat
8. Kemahasiswaan
9. Modernisasi Kampus dan Fasilitas
- Menuntaskan pembangunan kampus
- Melengkapi berbagai infrastruktur dan sarana pendukung serta gedung-gedung tersebut,
- Menumbuhkan kesiapan berbagai komponen kampus, baik sebagai pengguna maupun pengelola.
10. Peningkatan Jaringan IT
11. Penataan Kelembagaan dan Sistem Manajemen
Dalam usaha memenuhi tuntutan Renstra dan guna mewujudkan visi kampus beberapa hal yang dapat dilakukan adalah melakukan penataan tata pamong dan tata kelola kelembagaan secara hati-hati, cermat, sistemik, transparan, dan akuntabel, sehingga dapat berjalan lancar dan kondusif dengan melibatkan semua unit yang ada di kampus.
12. Pengembangan Lembaga
Pada setiap organisasi, posisi dan peran pimpinan selalu sangat sentral. Maju dan mundurnya organisasi sangat bergantung pada sejauh mana pimpinan mampu mengelola untuk memajukan organisasinya. Pengembangan lembaga meliputi pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan peran serta masyarakat.13. Penataan SDM
Menurut Sedarmayanti penataan sumber daya manusia dilaksanakan dengan memperhatikan:
a. Sistem diklat yang efektifb. Standar dan peningkatan kinerja
c. Pola karir yang jelas dan terencana
d. Standar kompetensi jabatan
e. Klasifikasi jabatan
f. Tugas, fungsi, dan beban tugas proporsional
g. Rekrutmen sesuai prosedur
h. Penempatan pegawai sesuai keahlian
i. Perbaikan sistem informasi manajemen kepegawaian.
14. Peningkatan Kesejahteraan
15. Peningkatan Citra Kampus
C. Kesimpulan
Dalam pengembangan pendidikan tinggi ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh masing-masing perguruan sebagai berikut: 1) Menciptakan trust dan confidence untuk stakeholder Universitas, 2) Membangun competitive advance centres, 3) Mengembangkan ICT (Information and Communication Technology), 4) Membangun profesionalisme, menjamin kualitas dan menjaga hubungan baik dengan stakeholder.
Perencanaanpengembangan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang terpenting karena pegawai atau karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi, yakni tujuan yang diinginkan oleh pendidikan tinggi. Agar pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan 8 faktor sebagai berikut: Individual differences, Relation to jobanalysis, Motivation, Active participation, Selection of trainee, Selection of trainers, Trainer pelatihan, Training methods.
Beberapa aspek yang menjadi penanda kesiapan transformasi pendidikan tinggi sebagai berikut: a) Mutu dan Kinerja Institusi, b) Layanan Mahasiswa, c) Kerjasama dan Kemitraan, d) Standar Mutu, e) Jaminan Mutu, f) Penelitian dan Pengembangan Ilmu, g) Pengabdian Kepada Masyarakat, h) Kemahasiswaan, i) Modernisasi Kampus dan Fasilitas, j) Penataan Kelembagaan dan Sistem Manajemen, k) Manajemen Keuangan, l)Tranparansi dan Akuntabilitas, m) Pengembangan Lembaga, n) Penataan SDM.
DAFTAR PUSTAKA
Maisah, Manajemen Strategik Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jambi: Salim Media Indonesia, 2016.
Fred R David, Strategic Management, Jakarta: Buku I 2011.
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 2008.
Kamal Muhammad Isa, Manajemen Pendidikan Islam, terj. Chairul Halim Jakarta: PT. Fikahali Anesha.
Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005.
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Dharma, 2003.
Abdurrahman Fathoni, Manajemen SDM, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Fastino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Yogya, 2002.
Moh, As’ad, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Liberty, 1998.
Husain Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sudarwin Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2008.
Rinda Hedwig, Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi Monitoring Dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Rika Ariyani, Manajemen Peserta Didik, Jambi: Salim Media Indonesia, 2019.
Rika Ariyani, Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SLB Buah Hati Kota Jambi, jurnal al- afkar vol. VI, no. 2, Al-Afkar Vol. VI, No. 2, 2018 From DOI: https://doi.org/10.32520/afkar.v6i2.239
Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Dan Kepemimpinan Masa Depan, Bandung: Refika Aditama, 2009.
Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
*Artikel ini telah diterbitkan pada jurnal STAI Auliaurrasyidin Tembilahan Riau
Post a Comment for "Manajemen Pengembangan Pendidikan Tinggi Yang Berwawasan Transformatif"