Whiskas dan Si Pitung
Demi si Pitung, kucing jantan saya nan gagah. Pagi-pagi saya sudah sampai di Hypermart. Memburu whiskas basah rasa ikan tuna. Ia sedang sakit, jadi harus benar-benar dimanja dan diperhatikan. Biasanya cukup dengan ikan laut yang saya rebus lalu dicampur nasi. Kali ini saya tak tega. Saya harus bisa membangkitkan selera makannya. Jika tidak, Pitung akan semakin lemas.
Dua hari ini ia selalu tidur di lemari, bangun ketika saya acungkan whiskas, makan sedikit lalu tidur lagi. Entah penyakit apa yang menghinggapinya. Telinganya selalu dingin, begitu pula dengan telapak kaki dan tangannya. Saya bingung harus membawa ia berobat ke mana, selain tidak biasa, saya juga tidak tahu apakah di Kota kecil ini punya dokter hewan atau tidak. Sejak kemaren yang saya lakukan adalah berulang kali searching, berulang kali membuatkan air gula garam, dan berulang kali menyuapi air madu ke mulutnya. Meski Pitung menolak, saya tak berhenti begitu saja. Pitung harus sembuh. Dan saya yakin ia akan sembuh. Ia kucing jantan yang kuat. Kucing jantan yang membanggakan.
Esok saya harus kembali ke kos. Meninggalkan Pitung yang masih lemas. Saya sudah siapkan 3 bungkus whiskas untuknya. Bagi saya, whiskas tidak hanya mengenyangkan, tapi juga membantu pertumbuhan dan mencegahnya dari segala penyakit karena di dalamnya sudah terkandung vitamin yang akan membuat kucing selalu sehat dengan bulu yang bersinar.
Post a Comment for "Whiskas dan Si Pitung"