Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Negeri 3 Muara Bungo
A. Latar Belakang
- Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
- Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.[1]
Melalui penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 3 Muara Bungo?
- Bagaimana pengorganisasian pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 3 Muara Bungo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMKN 3 Muara Bungo.
- Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 3 Muara Bungo.
- Sebagai bahan informasi dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi para guru terutama guru agama dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta pemanfaatan lingkungan sebagai media pengajaran dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran sehingga tujuan dari pengajaran itu dapat dicapai.
- Sebagai bahan pertimbangan guru dalam rangka penggunaan/ pemanfaatan media pengajaran dalam pendidikan.
- Untuk menambah pengetahuan penulis dan ilmu pendidikan terutama dalam penggunaan media pengajaran pada pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi penelitian berikutnya yang meneliti lebih jauh tentang permasalahan ini.
A. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran mempunyai jenis yang beragam, mulai dari yang sederhana hingga yang canggih. Ada yang dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan dan ada pula yang diproduksi oleh pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan sekitar, ada pula yang sengaja dirancang untuk pembelajaran. Meskipun begitu, tidak semua jenis media pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru. Media pembelajaran yang biasa dimanfaatkan adalah media cetak, misalnya buku. Selain itu, juga terdapat sekolah yang telah memanfaatkan media lain, seperti gambar, OHP, slide, dan sebagainya.
Menurut Azhar Arsyad ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
- Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
- Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Misal: objek yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, dan sebagainya.
- Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru.[3]
- Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
- Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
1. Radio
2. Gambar atau foto
3. Poster
4. Papan tulis
5. Media transfaran
Kelebihan media transparan adalah:
- Tidak perlu menggunakan ruang yang cukup tertutup
- Guru dapat berhadapan dengan siswa tatkala menggunakan media ini
- Sambil menerangkan guru dapat sambil menulis pada kertas transparansi
- Dapat digunakan untuk kelompok kecil, sedang maupun kelompok besar.
- Dapat berhenti setiap saat mungkin karena kecepatan dalam penyajiannya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
- Memungkinkan siswa untuk mencatat
- Dapat digunakan berulang-ulang
- Guru tidak perlu menggunakan operator untuk menjalankan proyektor, karena guru sendiri dapat mengoperasikannya sendiri
- Dapat digunakan dan dibagikan kepada siswa dengan cara difotocopy
- Tidak perlu dengan penggelapan ruang
- Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna
- Dapat menstimulasi efek-efek dan warna pada saat diproyeksikan dengan menambah alat polaritas tertentu.
- Memerlukan perangkat keras (hard ware OHP dan plastik transparan) yang khusus untuk memproyeksikan pesan yang dikehendaki.
- Memerlukan persiapan yang matang dan terencana terutama bila menggunakan teknik-teknik penyajian yang kompleks.
- Dalam penggunaannya diperlukan keterampilan yang khusus
- Membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit
- Guru berperan ganda dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan.
- Menuntut cara kerja yang sistematis dan terarah
- Membutuhkan keterampilan untuk menulis pesan yang (rapi) pada transparan sehingga mudah dicerna oleh audien (peserta didik)
6. Film Slide
Menurut Oemar Hamalik nilai positif slide dan film stripe diantaranya:
- Penyajian berupa satu unit atau satu kesatuan yang bulat
- Menimbulkan dan mempertinggi minat siswa
- Setiap anggota (siswa) dalam kelas melihat gambar yang sama dalam waktu yang sama.
- Merangsang diskusi kelas
- Baik slide maupun film stripe dipertunjukkan dalam ruangan setengah gelap dan ini berbeda dengan gambar hidup
- Nilai-nilai yang ada pada gambar bisa juga dimiliki oleh film slide dan stripe bahkan keuntungannya ialah gambar itu diproyeksikan jadi lebih efisien.
- Film stripe dapat digunakan di semua bidang pelajaran dan setiap tingkat manusia
a. Tingkat Kecermatan Representasi Media
b. Tingkat Interaksi Yang Mampu Ditimbulkan Media
c. Tingkat Kemampuan Khusus Yang Dimiliki Media
d. Tingkat Motivasi Yang Ditimbulkan Oleh Media
Media bisa memberikan pengaruh motivasional yang berbeda. Perbedaan ini terkait dengan karakteristik siswa.
e. Tingkat biaya yang diperlukan.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dalam penggunaan media pembelajaran diperlukan kriteria pemilihan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
- Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi sulit untuk berhasil.
- Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada siswa. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
- Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinitas pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar pada siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa pada akhirnya mempunyai motivasi yang baik.
- Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan dalam kelas.
- Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas- asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Dengan demikian, penggunaan asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar mengajar.[8]
Motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu :
- Motivasi Intrinsik, yaitu kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar siswa. Motivasi ini tumbuh dari dalam diri anak sendiri oleh karena itu motivasi ini sering di sebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya. Misal: siswa yang tekun belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan.
- Motivasi Ekstrinsik, yaitu aktifitas belajar dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar sendiri. Misal: siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kalau berhasil baik.[9]
2. Peranan Guru Agama Islam sebagai Motivator
- Syarat formil : mempunyai ijazah PGA, sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki cacat yang menyolok, memiliki pengetahuan agama yang mendalam, bertaqwa dan berakhlak mulia, warga negara yang baik dan di angkat oleh pejabat yang berwenang.
- Syarat materiil : memiliki pengetahuan agama Islam secara luas, menguasai didaktik dan metodik, memiliki ilmu methodologi pengajaran, memiliki pengetahuan pelengkap terutama yang ada hubungannya dengan profesinya.
- Syarat non formil : mengamalkan ajaran agama, berkepribadian yang muslim, memiliki sikap demokratis, tenggang rasa, bersikap positif terhadap ilmu, disiplin. Berinisiatif dan kreatif, kritis, objektif, menghargai dan waktu serta produktif.[12]
- Kompetensi dalam kepribadian, guru hendaknya mempunyai kepribadian keguruan dan mengembangkan terus sehingga dapat terampil dalam mengenal dan memahami potensi dan harkat tiap individu dalam membina situasi interaksi sosial guru, murid dan dalam membina perasaan saling hormat menghormati dan bertanggung jawab.
- Kompetensi atas penguasaan bahan pengajaran, yaitu penguasaan yang mengarah kepada spesialisasi atas ilmu/ kecakapan yang akan diajarkan serta penguasaan atas bahan pendalaman aplikasi bidang studi.
- Kompetensi dalam cara mengajar, khususnya dalam merencanakan dan menyusun satuan pelajaran, menggunakan dan mengembangkan media pendidikan dan kemampuan dalam menggunakan metode sehingga menjadi efektif.
- Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan siswa agar kepatuhan dan kepercayaan pada guru tertanam pada siswa.
- Kaya akan berbagai bentuk dan jenis upaya untuk melakukan motivasi pada siswa baik yang bersifat intrinsik maupun yang bersifat ekstrinsik.
- Mempunyai perasaan humor yang positif dan normatif sehingga tetap disegani dan disenangi siswa.
- Menampilkan sosok kepribadian guru yang menjadi panutan siswa, baik dalam prilaku di kelas maupun di luar kelas.[13]
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut: apabila guru agama Islam dapat menggunakan media pembelajaran dengan baik dan tepat, maka hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa SMKN 3 Muara Bungo dalam pembelajaran agama Islam.
1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas x MM B SMK Negeri 3 Muara Bungo dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 siswa putri dan 13 siswa putra, dan mayoritas dari mereka bertempat tinggal di sekitar Sekolah SMK N 3 Muara Bungo dengan latar belakang keluarga berekonomi menengah ke bawah.
Jika di lihat dari ekonomi orang tua mereka, memang sangat kekurangan, terlebih dengan kebutuhan yang begitu banyak. Begitu pula dengan minat belajar siswa, apabila dibandingkan dengan anak-anak di kota, minat belajar siswa SMK Negeri 3 sangat jauh berbeda, hal ini terbukti dengan persentase kehadiran siswa setiap harinya sebanyak 90%.
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa siswi kelas x MM B smk Negeri 3 Muara bungo terlihat kurang aktif, sehingga suasana belajar mengajar tidak komunikatif, mayoritas siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar sehingga mereka terkesan cuek, bahkan ada dari mereka yang bolos ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Baca Juga:Contoh footnote dari jurnal
2. Prosedur Penelitian
1. Merencanakan
Peneliti sebagai subjek penelitian, terlibat langsung atau melibatkan diri secara penuh dalam melakukan Planning (perencanaan), Actuating (pelaksanaan tindakan), observing (observasi), dan Reflecting (refleksi). Dalam pelaksanaannya, pola kerja berupa pengkajian dilaksanakan dalam tiga siklus.
Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti secara terus menerus melalui pembelajaran dalam tiga (3) siklus tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang berupa lembar observasi, alat evaluasi/tes. Data diambil dari guru mitra dalam mengajar siswa di kelas.
3. Pengolahan Data
- Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul.
- Mengolah dan menganalisis data yang sudah terkumpul.
- Mendiskusikan dengan guru mitra/guru senior (inti/instruktur) dan melakukan refleksi.
3. Tindakan dari refleksi dan revisi hasil interprestasi data digunakan sebagai landasan dalam menyusun laporan penelitian atau dalam menyusun rencana tindakan berikutnya untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
3. Rencana Tindakan
- Menyampaikan informasi judul materi dan tujuan yang harus dicapai.
- Mengadakan apersepsi.
5. Refleksi
6. Revisi
7. Kriteria keberhasilan
Terjadinya peningkatan kualitas proses belajar ditandai dengan:
- Motivasi dan minat belajar siswa semakin meningkat.
- Jumlah siswa yang bolos semakin berkurang
- Terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa
- Sebagian besar siswa sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
- Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apa yang tidak dipahaminya.
- Kelas menjadi aktif kembali
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Setiap siklus dilaksanakan pada satu kali tatap muka (2 X 45 Menit). Dalam penerapan tindakan, peneliti didampingi oleh satu orang observer. Observer berfungsi untuk membantu peneliti dalam mengamati dan mencatat segala hal yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Setelah penerapan tindakan, hasil pengamatan langsung didiskusikan. Data temuan dan hasil diskusi diolah dan dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merevisi rencana tindakan yang telah ditetapkan. Rencana tindakan yang sudah direvisi inilah yang diterapkan pada siklus berikutnya.
Sesuai dengan rencana, tindakan yang diterapkan pada siklus I adalah sebagai berikut:
- Menyampaikan informasi judul materi dan tujuan yang harus dicapai.
- Mengadakan apersepsi.
- Mempersiapkan media pembelajaran berupa slide yang akan ditayangkan di papan tulis dengan menggunakan LCD Proyektor.
- Memulai pembelajaran dengan menayangkan sebuah film keagamaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
- Setelah film berakhir guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan tentang film tersebut dan menghubungkannya dengan materi pelajaran.
- Menarik kesimpulan materi pembelajaran yang baru dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
- Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran.
- Menutup pelajaran.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2014 mulai pukul 07.30 hingga 08.40 WIB. Pada siklus ini, siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan sebanyak 23,07%.
Alasan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan terhadap materi pelajaran karena kemauan sendiri 33,33%, imbauan guru 33,33% dan atas suruhan guru 33,33%. Secara umum, siswa yang masih pasif 66,66 %.
Masih rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran agama Islam disebabkan oleh:
- Siswa terbiasa dengan sistem pembelajaran lama, yang hanya mendengar penjelasan guru dan mengerjakan latihan di LKS.
- Media pembelajaran yang digunakan tidak cocok dengan materi pembelajaran.
- Perlunya mengadakan pendekatan secara individual kepada siswa-siswa yang masih pasif di kelas.
- Perlunya memberikan kesempatan khusus kepada siswa yang masih pasif tersebut untuk bertanya.
- Mengadakan evaluasi terhadap materi pelajaran yang diajarkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa secara nyata.
- Memberikan gambaran-gambaran yang berisi tentang materi pelajaran.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 3 Muara Bungo di kelas X MM B pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam, media pembelajaran yang digunakan ternyata dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa dan pembelajaran di kelas menjadi hidup. Siswa-siswa yang terbiasa bolos pun sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
- Penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa kelas X MM B SMK Negeri 3 Muara bungo.
- Penggunaaan media pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 3 Muara bungo
- Penelitian lebih lanjut dengan setting penelitian yang beragam, yaitu siswa kelas X, XI dan XII SMK Negeri 3 Muara Bungo.
- Penelitian lebih lanjut dengan peneliti lebih dari 1 (satu) orang.
- Penelitian lebih lanjut dengan jarak waktu yang cukup lama, misalnya pertama dengan yang kedua berjarak 3 atau 5 tahun.
Daftar Referensi
- [1] S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar (Bandung: Jemmars, 1986) hal. 79-80.
- [2] Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung : Citra Aditya, 1989), hal. 12.
- [3] Azhar Rasyad, Media Pengajaran (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1997), hal. 26-27.
- [4] Abdul Majid dan Dean Andayani, Pendidikan Agama Islam berbasis kompetensi, (Bandung: Rosda karya, 2004), hlm, 134
- [5] Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) h. 92
- [6] W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1996) hal. 92
- [7] A. Tabrani R., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya,1994) hal.121
- [8] Ibid, hal 127
- [9] W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1996) hal. 150
- [10] Sardiman. AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta, Raja Grafindo, Persada, 1996) hal.142
- [11] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta, Bina Aksara, 1988) hal. 100
- [12] Moh. Zein, Metodologi Pengajaran Agama ( Yogyakarta: AK. Group, 1995) hal. 57
- [13] Nana Sudjana, CBSA (Bandung: Sinar Baru, 1989) hal. 34-35
- [14] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 210
Post a Comment for "Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Negeri 3 Muara Bungo "